Pernah gak kamu ngerasa sakit perut setelah minum susu? Ternyata, kamu gak sendirian. Sekitar 65% orang dewasa di seluruh dunia punya masalah yang sama.[1] Nama masalahnya adalah intoleransi laktosa atau lactose intolerance. Orang Asia biasanya lebih rentan punya masalah ini daripada orang Eropa. 

Terus, kira-kira intoleransi laktosa itu seperti apa sih? Apakah bahaya dan bisa diobati? Buat kamu yang belum familier sama kondisi ini, kamu gak perlu khawatir karena semuanya pasti akan dibahas di sini. Yuk kenalan sama apa itu intoleransi laktosa! 

Apa Itu Intoleransi Laktosa?

Source: Freepik

Buat kamu yang belum paham, intoleransi laktosa adalah kondisi saat sistem pencernaan gak bisa mencerna laktosa dengan baik. Pemicunya gara-gara usus kamu gak punya cukup enzim laktase. 

Simpelnya, laktase adalah salah satu jenis gula yang penting buat tubuh selain maltosa dan sukrosa.[2] Tapi, bentuknya masih kompleks. Jadi, usus kecil gak akan bisa menyerap gula tersebut sekaligus. Laktosa perlu dipecah dulu jadi bentuk yang lebih sederhana. Kamu akan mengenalnya dengan nama glukosa.

Nah, di sinilah peran enzim laktase. Enzim tersebut berperan untuk memecah laktosa hingga jadi glukosa, gula yang bisa diserap usus. Tapi, kalau jumlahnya kurang atau minim, usus akan kesulitan buat ngubah laktosa jadi glukosa. 

Terus gimana dong kalau laktosa gak terserap oleh usus kecil? Well, life must go on. Jadi, saluran cerna bakal ngelanjutin perjalanan mereka ke usus besar. Akhirnya, laktosa bakal mengalami fermentasi di sana.

Inilah penyebab intoleransi laktosa yang bikin kamu sakit perut. Sebab, proses fermentasi bisa memicu timbulnya gas di usus besar. Pada akhirnya, kamu merasa mules, begah, kembung, dan sebagainya.

Hubungan Intoleransi Laktosa dengan Minum Susu

Source: Unsplash The Humble Co.

Eh tapi, apa hubungannya sama minum susu? Well, ada alasan kenapa laktosa dikenal sebagai “milk sugar”. Soalnya, gula ini cuma ada di susu mamalia, termasuk sapi, kambing, dan manusia. [2] Kamu juga bisa menemukannya di produk dairy atau turunan susu hewani, kayak keju, yogurt, dan lain-lain. 

Penting buat kamu catat kalau kasus intoleransi laktosa pada orang dewasa biasanya jauh lebih umum daripada anak-anak. Hal ini karena seiring berjalannya waktu, jumlah enzim laktase pada beberapa orang bisa menurun. Jadi, jangan heran kalau kamu tiba-tiba merasakannya padahal sebelumnya gak pernah.

Kamu juga bisa merasakannya karena situasi tertentu, misalnya kayak infeksi bakteri atau penggunaan obat-obat tertentu. Namanya adalah intoleransi laktosa sekunder, yang kondisinya bisa membaik setelah kamu sembuh atau gak minum obat-obat itu lagi. 

Terus, apakah intoleransi laktosa bisa sembuh? Kalau pada kondisi sekunder memang bisa. Tapi, buat kamu yang memang gak punya banyak enzim laktase, kondisi ini hampir gak mungkin sembuh. Jadi, kamu cuma bisa mencegahnya aja biar gak kambuh.

Apakah Intoleransi Laktosa Sama dengan Alergi? 

Source: Freepik

Nah, ada banyak orang yang salah paham dan menganggap kalau lactose intolerance itu sama kayak alergi susu. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda. Pada kasus lactose intolerance, tubuh kamu cuma gak bisa mencerna laktosa. Tapi, pada kasus alergi, tubuh kamu sama sekali gak bisa nerima susu. 

Saat ada susu yang masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan bereaksi berlebihan. Mereka menganggapnya sebagai zat asing yang perlu segera dimusnahkan. Akibatnya, tubuh kamu mengalami inflamasi atau radang. Ciri-cirinya adalah ruam, gatal-gatal, gatal, bengkak, sulit bernapas, mengi, dan kehilangan kesadaran.[3]

Lactose intolerance sama sekali gak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Jadi, reaksinya gak akan separah itu. Kamu biasanya cuma mengalami masalah pencernaan, seperti mulas, sakit perut, dan kembung.

Gimana Agar Terhindar dari Lactose Intolerance?

Pada dasarnya, cuma ada satu cara buat menghindari masalah pencernaan ini. Kamu cuma perlu menghindari makanan dan minuman yang mengandung dairy. Beberapa contohnya adalah:

• Susu kambing
• Keju
• Yogurt
• Mentega
• Es krim

Sebagai gantinya, kamu bisa milih produk-produk yang lactose-free dan dairy-free. Contohnya kayak susu PLANTIQ, susu kacang mede pertama di Indonesia (Indonesia’s first cashew milk)  yang bisa kamu pilih buat gantiin susu hewani. Susunya termasuk plant-based, terbuat dari 100% delicious Indonesian cashew asal Indonesia. 

Jadi, selain menikmati susu yang creamy dan yummy, kamu juga bisa support komunitas petani lokal #ProudIndonesia. Kamu gak perlu khawatir lagi sakit perut setelah minum susu, soalnya PLANTIQ aman buat kamu yang punya lactose intolerance. Bebas dairy dan bebas laktosa. PLANTIQ juga Cocok untuk segala suasana, mulai dari susu sarapan, hingga susu cocok matcha serta serba bisa yang aman karena non kolesterol, non asam urat, dan kaya manfaat sebagai functional superfood.

Plantiq Cashew Milk Anti Intoleransi Laktosa

Menariknya, kandungan gizi PLANTIQ gak kalah baik dari susu lainnya. Kamu bisa nemu kalsium, fosfor, dan berbagai jenis vitamin A, C, E, B6, B12. Pas buat ngisi energi, khususnya di pagi hari, tanpa harus merasa mules, PLANTIQ menjadi pilihan plant-based milk terbaik untuk generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial.

Jadi, siap dong jadi orang pertama yang nyoba Indonesia first cashew milk ini? Khususnya buat kamu yang punya intoleransi laktosa, nih! Buat para vegan, susu ini juga aman karena sama sekali gak punya unsur hewani. So, let’s jump on the trend and try PLANTIQ immediately! 

PLANTIQ saat ini sudah tersedia di berbagai convenience store dan supermarket terdekat rumah anda seperti FamilyMart, Hero, Foodhall, Grand Lucky, Market City, Pepito, dan coco mart, serta e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop.

PLANTIQ Cashew Milk: Promo Buy 1 Get 1 Free

Shopee

• PLANTIQ Jakarta
• PLANTIQ Makassar
• PLANTIQ Bali

TikTok

• PLANTIQ Cashew Milk Official

Sumber:

1. World Population Review. Lactose Intolerance by Country 2025. https://worldpopulationreview.com/country-rankings/lactose-intolerance-by-country
2. Food Insight. What Is Lactose? https://foodinsight.org/what-is-lactose/
3. Food Allergy. Milk Allergy Vs. Lactose Intolerance. https://www.foodallergy.org/resources/milk-allergy-vs-lactose-intolerance

Referensi:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-intoleransi-laktosa

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532285/